Cari di Blog Ini

Kamis, 17 Januari 2013

Engagement Online, Strategi Ampuh Pada Pemasaran Via Internet

Ingin memasarkan produk atau jasa secara online melalui internet? Para pakar pemasaran online akan menyarankan agar kita menggunakan media jaringan sosial di internet sebagai cara pemasaran online yang cukup bagus. Beberapa situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter bisa digunakan untuk membangun jaringan Engagement, keterikatan antara pemasar dengan pengguna produk atau jasa. Engagement seperti ini pada gilirannya melahirkan para pelanggan yang setia. Dalam bisnis, adalah sangat bijaksana untuk menjaga kepercayaan dan hubungan baik dengan para pelanggan. Secara disengaja atau tidak, para pelanggan akan bercerita kepada orang lain tentang kualitas layanan yang kita berikan hingga akhirnya orang tersebut menjadi pelanggan kita juga.
Engagement Online. Kotabumi Lampung Utara
Kiat Pemasaran Di Media Sosial

Media sosial atau situs jejaring sosial semacam Facebook, Twitter, dan Koprol sudah menjadi lebih dari sekadar ajang berteman. Media sosial juga bisa berfungsi sebagai media membangun kepedulian dan memasarkan produk. Lalu, bagaimana cara memanfaatkan media sosial untuk tujuan itu?

Danny Wirianto, Chief Marketing Officer KasKus, forum internet terbesar di Tanah Air, mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memulai pemasaran di media sosial. Pertama, kata Danny, "Read before write." Artinya, proses pemasaran lewat media sosial harus didahului dengan riset.

Riset akan mengefektifkan mekanisme pemasaran yang dilakukan. Riset bisa berkisar tentang karakter pengguna media sosial, misalnya dengan melihat cara komunikasi dan apa yang dikomunikasikan dalam media itu. "Kenali apa yang mereka bicarakan," kata Danny. "Setelah tahu, lalu buat analisis. Susun strategi kecil dan lemparkan. Lakukan inception, persis seperti yang ada di film Inception itu," papar Danny dalam ajang SparxUp Seminar bertema "Understanding Social Media 2011" di Jakarta, pekan lalu.

Untuk melakukannya, berbagai cara bisa diaplikasikan. Danny mencontohkan satu langkah yang bisa diterapkan. Caranya, mengomunikasikan secara personal sehingga produk baru seolah dianggap rahasia. Dengan cara itu, orang akan dianggap istimewa. "Informasi yang tadinya dianggap rahasia nantinya pasti malah disebarkan. Untungnya ada pada kita. Secara tidak langsung kita berhasil menyebarkan berita tentang produk kita," kata Danny. Setelah itu, lihat apa yang terjadi. Kalau enggak berhasil, ubah strateginya.

Dalam pemasaran lewat media sosial, dia juga menggarisbawahi bahwa setiap media sosial unik. Jadi, cara pemasaran di setiap media sosial mesti memiliki strategi yang berbeda sesuai dengan karakter penggunanya. "Jangan pukul rata. Jadi, kalau di Facebook, misalnya, jangan lalu pasang hasil scan pamflet promosi dan di-tag ke banyak nama. Kalau caranya seperti itu, pasti akan diabaikan oleh pengguna," papar Danny.

Sementara itu, Danny juga mengemukakan pentingnya membangun engagement (keterikatan) dengan konsumen. Hal ini berguna untuk mempertahankan relasi dengan konsumen, membangun kepercayaan dan loyalitas produk. Dalam membangun engagement, memberi konsumen pengalaman bisa menjadi senjata. Ia mencontohkan aplikasi game yang digarap beberapa situs sebagai salah satu cara membangun engagement. "Seperti jejaring sosial Facebook. Pengguna tidak pernah lupa karena pernah memainkan Farmville. Ini yang jadi satu nilai lebih untuk Facebook sekarang sehingga masih bisa bertahan," kata Danny.

Dalam skala yang lebih luas, media sosial bisa berfungsi sebagai media untuk melakukan engagement. Media sosial menjadi cara ampuh mengetahui isu-isu tentang produk yang beredar di masyarakat. "Kalau ada produk yang dijelekin, obrolannya pasti ada di social media. Jadi, pihak perusahaan harus seperti PR (humas), harus juga memantau social media, tidak hanya koran-koran besar," katanya.

Engagement bisa dilakukan dengan merespons secara cepat masalah yang muncul. Klarifikasi yang cepat dalam menangani masalah sangat berpengaruh pada citra produk.

tekno.kompas.com