Kotabumi Lampung Utara: Cahaya Carla Bangsawan, seorang siswi SMPN 2 Bandarlampung telah membuat masyarakat Lampung berbangga hati karena dia berhasil masuk 6 besar pemilik nilai ujian nasional tertinggi untuk tingkat SMP di seluruh Indonesia. Apa saja kiat yang digunakan oleh Cahaya Carla Bangsawan agar bisa memperoleh nilai ujian nasional yang terbilang sangat tinggi itu? Ikuti ceritanya pada artikel ini.
|
Cahaya Carla Bangsawan. Kotabumi Lampung Utara | Cahaya Carla Bangsawan, Siswi SMPN 2 Bandarlampung Masuk 6 Besar Nilai UN Tertinggi Se-Indonesia. |
Siswi SMPN 2 Balam Enam Besar Nasional Nilai UN Tertinggi
Banyak cara yang dilakukan siswa untuk meraih prestasi. Termasuk
Cahaya Carla Bangsawan, siswi SMPN 2 Bandarlampung (Balam), yang sudah mengharumkan nama Lampung sebagai siswa berprestasi. Gadis yang berusia 15 tahun ini menceritakan, dirinya sempat tidak percaya jika mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian nasional (UN) 2013. Namun, ia tetap optimistis akan lulus dalam UN SMP dikarenakan berbekal ilmu yang ia pelajari di sekolah dalam mengisi soal. "Kalau lulus, saya yakin. Tapi, kalau nilai tertinggi, saya nggak menyangka. Syukur Alhamdulillah kalau saya mendapat nilai tertinggi," ungkapnya dengan senyuman.
Tidak ada trik khusus dalam pola belajar yang diterapkan anak pertama dari empat bersaudara ini. Dia selalu mengulang pelajaran apa yang disampaikan oleh guru di sekolah. "Cuma mengulang-ngulang saja. Kalau sudah diajarkan di sekolah, saya selalu belajar lagi di rumah supaya mengerti," ujarnya.
Di luar sekolah, sambung Carla, dirinya belajar di salah satu bimbel (bimbingan belajar) di Bandarlampung. "Kalau pulang sekolah itu kan saya ikut bimbel. Sambil menunggu bimbel itu, saya melihat lagi pelajaran yang saya belum mengerti yang diajarkan guru," katanya.
Wanita yang bercita-cita menjadi dokter anak ini mengaku, mata pelajaran yang paling sulit ia pelajari adalah bahasa Indonesia. Di mana, dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kosakata yang ia belum mengerti secara jelas. "Saya senangnya mata pelajaran IPA (ilmu pengetahuan alam) dan matematika (MTK). Waktu UN saja, saya merasa mudah mengerjakan soal itu," kenang kakak dari Cahaya Mutiara Bangsawan (13), M. Raja Bangsawan (9), dan Cahaya Zahra Bangsawan (3) ini di kediamannya.
Persiapan sebelum menjelang ujian, dirinya tidak terlalu fokus belajar. Namun, ia selalu mengulang-ngulang pelajaran apa yang diberikan oleh guru. "Kalau sistem belajar saya, yang penting itu mengerti. Saya lebih senang mata pelajaran yang membutuhkan untuk dimengerti daripada harus menghafal. Kalau ibadah salat dan puasa tetap saya jalankan," ucapnya.
Sementara Irzaidir Bangsawan (44), ayah Carla, mengaku dalam mendidik anak tidak terlalu memaksakan atau menekankan untuk memberikan yang terbaik. Namun, dirinya selalu memberikan dorongan dan motivasi agar anak dapat bebas memilih sebuah pilihan yang ia lakukan. "Bagi saya, mendidik anak itu jangan terlalu memarahi atau dipaksakan. Kalau anak terlalu ditekan, ia akan stres dan akan merasa terbebani. Saya ingin anak saya bebas dan tidak ada beban. Satu hal yang saya ingatkan kepada anak saya, yakni kejujuran," ungkapnya.
Dari kecil, lanjut dia, Carla memang sudah terlihat merupakan anak yang pintar. Di mana, sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD) Kartika II atau Persit, ia sempat melakukan tes IQ (intelligence quotient) dengan nilai yang hampir mencapai sempurna. "Waktu itu, dia (Carla, Red) sempat tes IQ. Kami (bapak dan ibu Carla, Red) sama guru sempat kaget melihat hasilnya yang hampir sempurna," ujarnya.
Pria yang bekerja sebagai wiraswasta di PT Pandu Mulya ini merasa bersyukur atas nilai yang diraih oleh anaknya. Sehingga apa yang ia terapkan dalam mendidik anak tidak sia-sia. "Alhamdulillah. Saya sih tetap bersyukur. Artinya, kan kami mendidiknya tidak sia-sia. Tapi, tetap kami memantau terus perkembangan anak kami. Karena Carla ini kan anak pertama, ia harus memberikan contoh kepada adik-adiknya," katanya.
Hal serupa diungkapkan Teti Nurhayati (37), ibu kandung Carla. Dirinya dalam mendidik anak tidak perhitungan. Di mana, apa yang diinginkan oleh anaknya dalam menunjang pendidikan selalu ia laksanakan. "Dia (Carla, Red) ini selalu semangat dalam belajar. Bimbel saja itu kemauan dia. Jadi, apa yang dia mau, sepanjang demi sekolah, kami selalu berusaha memberikan yang terbaik," tutur wanita yang bekerja sebagai PNS (pegawai negeri sipil) di Puskesmas Karanganyar ini.
Terpisah, Kepala SMPN 2 Balam Euis Tati Darnati mengatakan, pihaknya dalam mendidik murid-muridnya selalu menerapkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kejujuran sebagai perkembangan karakter siswa, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. "Yang pertama, saya bersyukur kepada Allah SWT, akhirnya anak didik saya masuk dalam salah satu nilai tertinggi UN. Ini berarti kedisiplinan yang kami sampaikan diterapkan oleh mereka," ucapnya.
Keberhasilan itu, lanjut dia, tidak lepas dari kerja sama antarguru dalam mendidik muridnya. Di mana, ia selalu menekankan kepada guru akan terus berusaha membimbing murid menjadi yang terbaik. "Peran dari Dinas Pendidikan, baik kota maupun provinsi, juga banyak mendukung perkembangan siswa dalam memberikan fasilitas di sekolah," ungkapnya.
12 Besar Nilai Ujian Nasional Setingkat SMP 2013
01. Stella Angelina, SMP Kasih Karunia, Jakarta Barat (9,90)
02. Petra Juliana Abigail, SMP Tarakanita 4, Jakarta Timur (9,90)
03. Anak Agung Ayu Vira Sonia, SMPN 1 Denpasar (9,90)
04. Jessica Jane, SMP Kristen 1 BPK Penabur, Jakarta Pusat (9,89)
05. Shofia Qurrotu A.Yunin, MTsN 1 Malang (9,85)
06. Cahaya Carla Bangsawan, SMPN 2 Bandarlampung (9,85)
07. Kirana Widiani Lestari, SMPN 85 DKI Jaksel (9,84)
08. Setiati Nur Chasanah, SMPN 1 Magelang (9,84)
09. Maratus Solichan, SMPN 1 Salaman, Magelang (9,84)
10. Farrell G. Adeovinson Rey, SMP Masehi, Temanggung (9,84)
11. Juligo Al Faraby Saragih, SMP Al-Muslimin, Sumatera Utara (9,84)
12. Biani Masita Himawan, SMPN 1 Denpasar (9,84)
www.radarlampung.co.id