Cari di Blog Ini

Jumat, 08 Maret 2013

Unta Si Pejelajah Gurun Pasir

Unta dikenal sebagai hewan yang identik dengan gurun pasir yang panas. Punuk pada punggung hewan ini membuat Unta dengan mudah dikenali. Konon, Unta sudah dimanfaat manusia sebagai hewan pengankut sejak ribuan tahun lalu. Karena kemampuannya bertahan pada terik matahari, udara panas, dan minimnya air, membuat Unta bisa dijadikan sebagai sarana transportasi untuk melintasi gurun pasir yang luas.
Unta. Kotabumi Lampung Utara
Unta sudah sejak ribuan tahun yang lalu dipelihara dan dimanfaatkan orang sebagai hewan pengangkut. Terutama oleh orang-orang yang hidup di wilayah gurun. Karena hewan ini biasanya terdapat di kawasan seperti itu. Unta terdiri dari dua jenis, yaitu Unta berpunuk satu yang disebut Dromedari dan Unta berpunuk dua yang punya nama lain Baktria. Untuk hewan Unta berpunuk satu biasanya juga disebut Unta Arab (Camelus Dromedarius). Sebenarnya, keluarga Unta bukan hanya seperti Unta yang kita kenal selama ini. Hewan-hewan lain yang termasuk keluarga Unta misalnya Ilama, Alpaka, Guanako, dan Vikunya yang berasal dari Amerika Selatan.

Unta Dromedari berasal dari Afrika Utara dan Afrika Timur. Sudah sejak lama Unta jenis ini dipelihara sebagai hewan tunggangan dan hampir tidak terlihat Unta Dromedari yang hidup liar. Sebaliknya, Unta Baktria sering ditemukan hidup liar di Gurun Gobi.

Dromedari atau Unta berpunuk satu tersebar di seluruh wilayah Sahara, mulai dari Mauritania hingga Somalia, Arab sampai Suriah, dan di bagian utara wilayah India. Sedangkan Unta berpunuk dua atau Baktria tersebar di seluruh daratan Asia Tengah dan Asia Kecil sampai bagian selatan Rusia. Sering juga terjadi perkawinan silang antara Unta Dromedaria dan Unta Baktria. Perkawinan silang ini menghasilkan keturunan yang disebut Tulus yang kebanyakan berpunuk satu. Jarang yang berpunuk dua.

Unta memiliki daya tahan terhadap iklim kering. Khusus untuk jenis Unta Baktria, hewan ini juga tahan terhadap iklim dingin. Hingga pada ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut pun masih bisa ditemukan Unta jenis Baktria. Pada umumnya Unta mampu menempuh perjalanan hingga 200 kilometer dalam satu hari. Bahkan pada saat musim dingin, mereka mampu berjalan hingga sejauh 1.000 kilometer tanpa minum. Tapi setelah itu, hewan ini memerlukan waktu istirahat yang cukup lama.

Unta memiliki insting yang kuat untuk mengetahui tempat pemberhentian. Saat beristirahat, Unta akan melepaskan rasa hausnya. Sekali minum, Unta bisa menghabiskan 70 – 90 liter air dalam sepuluh menit. Bibir Unta yang dilapisi daging tebal membuat hewan ini mampu untuk memakan makanan yang keras dan berduri. Unta memakan semua jenis makanan kering. Kelebihan makanan akan disimpan sebagai cadangan lemak di punuknya.

Unta memiliki kebiasaan berbaring berkelompok, saling berdekatan ketika sinar matahari sangat terik dan panas. Dengan cara ini permukaan tubuh yang terkena sinar matahari bisa diperkecil. Ini juga cara Unta melindungi diri dari kehilangan panas tubuh.

Secara fisik, Unta Dromedari memiliki sedikit perbedaan dengan Unta Baktria. Unta Dromedari lebih langsing dan bulunya lebih pendek dengan warna bulu yang lebih bervariasi. Sedangkan Unta Baktria tubuhnya lebih berat dan bulunya lebih panjang. Pada setiap musim semi, Unta Baktria akan berganti bulu.

Selain hidup liar di Gurun Gobi, masyarakat pedalaman Asia memanfaatkan Unta sebagai hewan pengangkut. Konon sejak 3.000 tahun sebelum masehi, Unta Baktria sudah dijadikan hewan peliharaan oleh bangsa Turkistan dan Persia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar