Cari di Blog Ini

Selasa, 11 Oktober 2011

Berburu Harta Karun Belanda Di Sungai Batang Hari

WARGA MASIH MENCARI BARANG PENINGGALAN BELANDA

Sampai dengan kemarin (10/10/2011), warga Desa Pakuonagung, Kecamatan Muara Sungkai, Lampung Utara, masih mencari barang-barang peninggalan zaman penjajahan belanda pada abad 16 masehi, di sungai Batang Hari.

Sekdes Pakuonagung, Rais mengungkapkan, pihaknya belum melakukan koordinasi dengan Pemkab Lampura terkait penemuan barang peninggalan zaman Belanda tersebut. "Untuk sementara, barang-barang penemuan itu masih dipegang perorangan oleh masyarakat. Kami juga belum ada upaya untuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat," ujar Rais di kediamannya, kemarin.

Selain uang, cincin, dan kotak sirih, warga juga menemukan sebilah keris berukuran kecil bergambar wayang Semar, dan sebilah keris bergambar seperti ular pada badan keris dan gagangnya bergambar wajah seseorang. "Kalau uang ada yang ¼ sen, 1 sen, 2 sen, dan 2 ½ sen. Untuk tahunnya antara 1721 – 1857 masehi. Pada uangnya ada gambar Victoria Queen of Great Britanian, Nederl Indie, VOC, dan bertulis Arab," beber Rais.

Menurut Rais, kali pertama yang menemukannya adalah Rohmiati (33) dan Barlian (50), warga setempat yang sedang mencuci pakaian di pinggir sungai, pada Kamis (6/10) pagi. "Saat itu dia menemukan uang logam didekat sungai batang hari yang bertulis Nederl Indie tahun 1721," ungkapnya.

Mengetahui hal itu, lalu pada malam harinya (Jum’at) Said bersama warga lainnya melakukan zikir jam 24.00 WIB. Setelah zikir, lalu Said bersama warga menyelam ke dasar sungai sedalam pinggang orang dewasa. "Disitulah mereka menemukan kepingan uang logam dengan tahun dan bertulis berbeda," kata Rais.

Rais menyebutkan, kurang lebih ada 100 keping uang logam, 20-30 cincin, dan 1 buah kotak sirih. "Warga masih melakukan pencarian. Namun pada umumnya, warga belum berani menjual barang sejarah itu, karena dinilai unik dan langka," pungkas Rais.

Senada dengan Tayib, seorang warga setempat. Ia mengatakan, ada sebagian barang yang dijual kepada masyarakat lain. Mungkin menurutnya, dianggap sebagai asihan. "Ada pula warga sini yang menjualnya ke warga lain. Mungkin untuk asihan," kata dia.

Selain itu, tambah Tayib, menurut pengakuan Said kalau mereka juga menemukan satu kotak berukuran 30 cm di dasar sungai. Namun sampai kemarin, kotak tersebut belum diangkat ke permukaan. "Kalau menurut keterangan Said, mereka juga menemukan kotak di dasar sungai, namun sampai sekarang kota tersebut belum diangkat, mungkin karena berat atau sebagainya," tuturnya.

Tayib menyatakan, barang yang ia dapat itu untuk sementara tidak dijual. "Saya belum menjualnya, karena nantinya untuk asihan dan sebagainya," kata dia.

www.radarkotabumi.com